Ibu dirumah = direktur

Udah lama bangeeet yaaa saya ga update blog, untuuuuunggg ni blog ga lumutan, atau karatan, atau dimakan rayap, hehehe.

Crita yang ringan-ringan aja yaah….

Ada seorang psikolog yang saya kenal mengatakan: seorang Ibu rumah tangga itu kapasitasnya melebihi seorang direktur sebuah perusahaan besar, bukan staff, manager, apalagi pelaksana.CATAT yaa!! D I R E K T U R ! ! !

Keren kan?

Hahahaa jangan bangga dulu, direktur itu harus mampu menjadi pelindung buat karyawan-karyawannya, harus mampu membuat keputusan strategis dalam waktu yang singkat, harus bisa mengatur gimana supaya biduk kapal perusahaan bisa berjalan tegak, dan semuaaaa pekerjaan pimpinan. Berat yaaaa… ya emang!! Siapa bilang jadi orang tua itu gampang hehe..

Ungkapan itu saya pikir ada benarnya juga, dan rasanya memang begitu. Seorang direktur harus bisa membawa perusahaan dalam kondisi untung, kalo Ibu RT aka orang tua? Harus bisa menyiapkan anak-anaknya bisa berjalan sendiri, membekali mereka dengan ilmu hingga mereka bisa survive tanpa membuat repot orang lain, membuat mereka mampu berjuang menghadapi kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi nanti, karena apa? Gak selamanya kita akan mendampingi mereka terus kan? *mulai ngembeng*

Mudahkah? Relatif..

Kalau si ortu mau belajar dan mau memahami anak dan mau jadi sarana belajar si anak, akan mudah mengelola si anak. Jika ortu cuma berfikir “aku tau apa yang terbaik untuk anakku” tanpa melihat si anak sebagai seorang individu utuh,yang punya kemauan, pikiran, emosi yang identik, tentu tujuan itu tidak akan tercapai.

Jadi kuncinya apa sih? Ajak mereka berpikir, ajak mereka bersepakat, ajak mereka belajar kecewa, ikuti tahapan anak dan sesuaikan perlakuan kita terhadap tahapan perkembangan anak.

Duuuh tulisan saya awang-awang banget yaa hehe..

Yang bingung, silakan tinggalkan email anda deh, supaya bisa saya japri eehehehe..