Masih Tentang Covid

Ku harus cerita dari mana yaa. Tulisan terakhir adalah tentang Ramadhan dan Syawal tahun 2020 yang udah covid. Ini sudah bulan Juni 2021 apakah covid sudah hilang? Ooohhhh cencu cidaaaak.. malah menggila 😭😭. Rasanya hari-hari terakhir ini lebih parah dari awal-awal covid ada di negara ini. Tulisan-tulisan hoax mulai bertebaran lagi, berita kematian lebih banyak. Berita tetangga, kerabat, keluarganya temen kena covid, lebih banyak lagi. Hari ini 26 Juni 2021, kasus positif 20.000 lebih, 9000 nya di Jakarta 😭😭.

Update Juli 20, 2021

Hari-hari makin menggila, jumlah positif belakangan sudah tembus 50rb sehari. Kematian bahkan mencapai 1300 orang per hari, itu yang tercatat. Yang ga tercatat? Wallahu ‘alam.

Hari ini Idul Adha 1442H. Pemerintah menganjurkan untuk sholat ied dirumah. Kami tentu saja sholat ied dirumah, kali ini harus terpisah lagi dengan suami. Kebijakan PPKM darurat mengharuskan kami terpisah kembali.

Di situasi seperti ini, syukur adalah kunci. Harus pandai-pandai mensyukuri nikmat yang ada. Bersyukur kami masih bisa selamat dan sehat hingga saat ini. Bersyukur tidak kekurangan suatu apapun, makanan tersedia, kebutuhan lain tersedia. Luckily, hidup di era internet, masih bisa video call tiap hari. Meski raga terpisah, ķami (aku dan suami) tau kalau kami saling support, saling memahami, saling memaklumi. Cukup kepada Allah kami bersandar.

Laa hawla walaa quwwata illaa billaah..

Empat Puluh

8 Desember 2020

Adalah sebuah angka yang ada disebutkan di dalam Al Quran, QS Al Ahqaf 15

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ


Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

Di ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua, karena merekalah kita hidup di dunia, menerima segala nikmatNya, dari di kandungan Ibu sampai keluar ke dunia, disusui hingga 24 bulan dengan segala susah payah dan kesulitannya, hingga di usia 40, manusia mencapai puncak kematangannya.

Lalu, Allah memerintahkan kita berdoa, untuk selalu mensyukuri nikmat Allah dan selalu berbuat baik dan beramal sholeh, meminta kebaikan untuk anak cucu, serta bertaubat karena sebagai seorang manusia gak luput dari kesalahan.

Jujur, baca ayat ini di hari ini aku sedih, bukan sedih yang kecewa, ngga… tapi ke lebih merenung dan bermusahabah diri. Bahkan untuk bersyukur aja kita minta. kita minta loh ke Allah, karena Allah tau, kita gak bisa jalan sendirian, kita butuh tuntunannya bahkan untuk bersyukur. Kesannya simpel ya.. aah bersyukur aja sih tinggal bersyukur, gak ngeluh, pasrah. Ngga bisa gitu, syukur itu maknanya dalam buat aku. Syukur itu bukan dengan melihat orang lain lebih susah dari kita maka kita bersyukur gak punya kehidupan seperti itu. Syukur ada dalam diri kita, bersyukur dengan segala kondisi kita tanpa melihat kesusahan orang lain, bersyukur bahwa kita sudah di tahap ini itu karena Allah yang menghendakinya. Bersyukur itu yaa menerima, just the way we are, tanpa menyalahkan, tanpa melibatkan siapapun kecuali Allah.

Serius banget ya postingan ini, ya memang kita harus seserius itu memandang kehidupan yang hanya sebentar ini.

Me in 40

Alhamdulillah, 3 tahun terakhir adalah masa penggemblengan menuju kematangan ‘tsaaaahh’‘. LDR (Long Distance Relationship) adalah salah satu jalan ninja menuju kematangan itu. Aku menemukan diriku yang baru, diriku yang bisa lebih bersyukur no matter what. Aku menemukan diriku yang ngga banyak ngeluh dengan segala kekurangan yang ada. Aku yang baru memilih menerima segala keadaan dan lalu mensyukurinya. Ahhh kehidupanlo kan enak Da! Percayalah, di kondisi manapun, selalu ada celah untuk mengeluh dan merasa kurang, ya ngga? Aku yang baru, selalu bisa mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Aku yang baru, bisa mengais serpihan-serpihan nikmat yang di depan mata. Pandemi dan lock down Ramadhan dan Syawal kemarin adalah salah satu keping-kepingnya. Tak ada obat pelipur lara berpisah dengan pasangan disaat semua orang berkumpul hangat dengan keluarga di saat yang paling membahagiakan, selain mengumpulkan nikmat di depan mata. Hei, anak-anak sehat dan bahagia main bersama saja bisa menjadi sebuah nikmat tiada tara. Mendokumentasikan kegiatan mereka lalu mengirmnya ke suami adalah juga hal yang membahagiakan. Isi kulkas penuh makanan dan stok seminggu saja sudah bisa bikin tersenyum, apa lantas karena tidak hadirnya pasangan di saat penting jadi bikin kita gak syukur nikmat?

Begitulah, hal yang sudah biasa kita lihat sehari-hari, tiba-tiba jadi kenikmatan yang luar biasa.

Dan kini, kami sedang menikmati jamuan Allah karena kami bisa berkumpul lagi, utuh, berLIMA, alhamdulillaaah..

BATAM, 8 Des 2020

Ramadhan dan Idul Fitri 1441 di tengah Covid19

Tahun 2020 adalah tahun yang istimewa. Mulai awal tahun dunia dikejutkan dengan munculnya virus corona jenis baru di tengah-tengah kota Wuhan, Tiongkok. Kota Wuhan dilock down, warganya ga bisa keluar masuk kota. Media-media ramai membicarakan Wuhan. Singkat cerita si virus dinamai sebagai Covid10 Sars. Gak lama, ternyata virus nyebar ke seluruh dunia. Sampai bulan Februari, Indonesia terlihat masih anteng aja seolah virus lewat aja ga mampir kesini, rakyat dibuat bingung, ada yang berusaha rasional bahwa ga mungkin Indonesia ga kena. Di sisi lain, pejabat-pejabat diatas sana malah bikin statement-statement yang yaa begitulah, meremehkan. Dan pada akhirnyaaa.. awal Maret si virus menjangkiti warga Depok, Jabar. Korban makin bertambah. Pertengahan Maret 2020, Pemprov DKI mulai menutup sekolah-sekolah, kantor-kantor mulai menerapkan Work from Home. Sampai catatan ini diupdate, Indonesia sudah diatas 200rb kasus (18 Sept 2020)

Aku ngga akan menjelaskan secara rinci apa yang terjadi siih.. udah banyak di socmed dan media-media, haha. Aku mau update apa yang terjadi di keluarga akuh aja, buat bahan bacaan dan introspeksi maybe 10 years from now 😁😁. Di tengah-tengah pandemi, si Papa aka suami bisa pulang seperti biasa. 20 Maret as usual rencana hanya seminggu dirumah. Baru dirumah berapa hari, eh Papua lock down. Otomatis ga bisa balik kesana. Gimana ya, secara pribadi ya seneng lah jadi dirumah lebih lama, hehe. Akhirnya 20 April ada penerbangan terbatas ke Timika, jadilah paksuami balik terbang kesana lagi, aplusan sama temannya. Baru berapa hari di Timika, tiba-tiba pemerintah mengumumkan 24 April 2020 yang bertepatan dengan hari pertama puasa, penerbangan domestik dihentikan sampai dengan tanggal 1 Juni. Seketika 😭😭😭😭 , udah kebayang ramadhan dan bahkan Idul Fitri bakal ber empat saja.

Ramadhan 1441H

Yap sesuai prediksi, full ramadhan kami dirumah dengan formasi yang gak komplit. Jangan tanya rasanya, sedih pasti, hanya karena inget bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah jadinya kami berhasil melaluinya dengan ikhlas. Salut banget sama anak-anak, mereka bisa melaluinya dengan happy. Bahkan sholat tarawih juga R1 dan R2 gantian jadi imam, masjid komplek kami lock down, ditutup dan proses ibadah beralih dirumah, bahkan sholat Jumat pun. Proses puasa juga lancar aja alhamdulillah, dimudahkan jalannya oleh Allah.

Sampai di Idul Fitri, ga ada tanda-tanda pesawat beroperasi, jadilah kami pasrah aja, sudah menyiapkan diri bahwa Idul Fitri hanya ber-empat. Beruntungnya ada sepupu yang tinggal gak jauh dari rumah, jadi bisa diajak sholat bareng, dan sarapan opor bareng. Lumayan mengobati kerinduan kami karena gak bisa pulang kampung seperti biasa.

Akhirnya, si Papa bisa pulang juga 2minggu setelah Lebaran. Alhamdulillah..

Banyak pelajaran yang bisa dipetik karena kondisi yang benar-benar ga ada satu orang pun yang akan menduga bakal mengalami ini semua. Kami makin sadar bahwa keluarga itu adalah tempat kita bersandar, tempat kita belajar, ladang pahala dan ujian yang harus selalu kita jaga. Seburuk-buruknya kondisi (walaupun kondisi diluar juga buanyaak yang lebih buruk dari kami), tetaplah khusnudzon kepada Allah. Saat ini mungkin kita belum tau hikmah apa yang mau Allah berikan dengan diturunkannya wabah ini. Tapi tetaplah berbaik sangka kepadaNya, Allah ngga akan memberi yang buruk kepada manusia kecuali manusia itu sendiri yang membuatnya.

Udah ah apdetnya, meski 3bulan baru selesai ini tulisan, tetep sebuah kemajuan hahaha

R3, 19 months

R3, panggilannya ‘Bani’, sudah 19bulan mau 20bulan. Alhamdulillah ya Allah.. banyak giant steps di usia ini. Mulai 18bulan maemnya sudah lancar, yeeeeaaaayyyyy Mama koprol saltooooo…. 

Seriusan ini kalo bisa koprol mah saya koprol deh saking senengnya 😄😄. Anak jaman sekarang ya, baru bisa diem mangap sambil nyetel lagu-lagu anak-anak, baby shark yang lagi ngehits itu masuk dalam daftar playlist 😄😄. Makan, sambil nonton? Waduuh kok sambil nonton siiih.. Gitu kali yaa pikiran orang-orang 😃. Gini gini, Bani itu BBnya ga naik dariii usia 6bulan, usia 15bulan naik cuma 100gr, kebayang donk yaahh.. baby super mbul ini lama-lama melangsinnggg. Udah ga keitung berapa orang yang nanyain kok ga gendut lagi siih.. akhirnya cek adb, eh ternyata beneran Bani anemia defisiensi zat besi. Jadi sebulan treatment suplemen besi dalam 1 bulan, lanjut 1 bulan dosis pencegahan. Ohya Bani udah rutin minum suplemen besi sejak usia 4 bulan loh. Mungkin karena maemnya kacau banget yah jadi kebutuhan besinya gak kekejar. 

Back to milestone yah. Usia 19 bulan Bani udah bisa nyanyi loh! Favoritnya Burung Kakak Tua, Cicak di dinding, sama lagu mau mandi n pakai baju ciptaan Mama yang emang rutin dinyanyiin sejak bayi. Hihi..

–update 1 Nov 2017–

Sekarang Bani 22bulan. Tuh kan lupaaaa… hiks. Terlalu banyak peristiwa di bulan Oktober yang bikin sibuk pikiran. Hiks hiks.. dicritakan di post lain yaaa..

-ida-

The baby named Rabbani

Finally nulis lagi.. Tulisan terakhir pas hamil 35weeks 😅. Si bayi dah hampir 14bulan padahal hahahahaa. Beginilah ya ibuibuuuu.. makin banyak anak makin sibuuuk. Boro boro nulis blog, sisiran aja sering gak sempet hiks..

Rabbani, yes he’s a boy. He’s my adorable baby 😍. He born at Feb 1 2016 with sectio caesarian. I fall in love since he was in my tummy *yaiyalah yaa* hihi. Ketika merasakan jendolan (sigh.. apa bahasa indonesianya ya) pantatmu di perut bagian atas, yang sering dielus elus sepenuh hati, lalu ketika dia sudah keluar dan aku merasakan pantatnya yg sebenarnya setelah benar-benar di gendongan, aaahhh rasanyaaa.. here you are.. ga salah lagi ini kamuuuh yg 9 bulan di perut mama. Hahaha

Days by days.. months by months.. sibuk sekaliiii.. sibuk but happy, indeed honey. 

Oh wait.. Aku harus cerita bagian penting pas awal-awal Bani lahir. Iyah.. i called him Bani. Dont call him Rabb okey coz it means God. Hari kedua di RS, Papa aka Pak suami ngeluh mlenting-mlenting di badan, awalnya seperti jerawat di kulit kepala, lalu lanjut ke semua permukaan tubuh. Pas aku cek mlentingnya itu, yaaaahhh ini mah cacar air.. huahuahuaaa rasanya pengin nangis. Seriously cacar air? Disaat habis lairan? Huhuhuuuu.. Segera paksu periksa ke dokter di RS yg sama untuk meyakinkan sakit apa. Dan yes doktere mendiagnosa cacar air. Hikshikshiks.. Segera deh puter otak gimana ini, kondisi masih di RS dan dia cacar air, musti isolasi donk, mana bawa newborn. Duh! 

Untungnya sudah ada Yangti dan Yangkung disini, jadi semua tugas paksu ditake over ke yangti yangkung. Yangti yang nungguin aku di RS, yangkung bagian wira wiri urus administrasi dan supir hihi. Alhamdulillah di RS cuma 2 malam jadi ngga terlalu repot. Tapi yaahh mengingat paksu cacar air jadilah aku dan bayi ngendon di kamar atas, paksu diisolasi di kamar bawah. Selama 2 minggu komunikasi kita lewat HP walo serumah hahahaa. Parno lah yaa cacar air kan sangat menular, ngeri si bayi ketularan. Teman-teman yang jenguk pun juga langsung dipersilakan ke kamar atas. Melow jelow pokoknya mah.. hari-hari dimana seharusnya bisa bermanja manja sama suami karena doi cuti, eeh malah begini, kepikiraaan terus sampai sampai proses menyusui agak terganggu karena hormon oksitosin terhambat katena daku cemas 😑. But overall alhamdulillah semua terlewati dengan baik. Allah sudah merencanakan semua itu untuk kami jadi ambil hikmahnya saja semuanya.

Sekarang ini Bani sudah 14 bulan hampie 15bulan. Perkembangan tumbuh kembangnya alhamdulillah sesuai dengan usianya. Kemampuan bicara menurutku juga sudah bagus. Sudah bisa bilang papa, awobaba (allohu akbar) ketika mendengar adzan, des (pedes), no (minum), eeh (eek), nda ada (ngga ada), hu daa (hujan).. alhamdulillah. Giginya sudah 6, sudah bisa jalan di usia 13bulan

Satu yang masih jadi PR Mama adalah maemnya yang penuh tricky, sampai sekarang mamanya masih berjuang. Semangat mamaaaaa 👌💪💪

My 4th Pregnancy

Iyaaahhhh, aku hamiiill lagiiiiii

4th pregnancy? Iya 4th, tapi bakal jadi anak ketiga insya Allah, duluuu sebelum dapetin si R1 pernah keguguran di usia kandungan 10minggu.

4 Januari 2016 ini si debay *biar kekinian* berumur 35 minggu, hampir 36minggu beberapa hari lagi. Hihihihi beginilah ya anak ketiga, kalo dulu anak pertama tiap minggu aja diapdet muluuu di blog, anak kedua tiap sebulan sekali, anak ketiga, pas mau lahir aja wahahahaha.. Jangan-jangan ntar anak ke empat udah ga diapdet samsek tau-tau brojolan *woooyyyyy emang bakal ada lagiiiii??*, yah namanya punya anak kan bagian dari takdir Allah, siapa tauuuu dikasih lagi mana bisa nolak sih, hehe..

Alhamdulillah di kehamilan kali ini ngga ada hambatan yang berarti. Trimester pertama lancar jaya diikuti mual-mual yang bisa dibilang jarang, puasa ramadhan alhamdulillah ‘hanya’ bolong 8, selebihnya lancarrr jayaaaaa dan daku tetap bisa beraktivitas tanpa hambatan yang berarti. Alhamdulillaaahhh..

Konon katanya, ibu yang sudah siap lahir batin menghadapi kehamilan bakal ngga ngrasain mual-mual atau morning sickness, katanya sih yaaaa… pada prakteknya ya pasti beda-beda hasilnyaa. Apapun itu mau mual ya disyukuri mau gak mual ya lebih bersyukur lagih gitu :D.

Kehamilan kali ini karena sudah menempati rumah sendiri di Serpong, jadilah kudu hunting dsog lagi, ngga mungkin juga mau balik ke dokter lama di Jakarta, selain jauh juga bakal rempong juga nanti kalo lairan. Jadilah selama beberapa bulan aku dan suami shopping dokter dan rumah sakit. Ada banyak rumah sakit sebenarnya di daerah Serpong, nah saking banyaknya ini bikin kita bingung :D. Tetapi setelah ganti dokter ke-4 dan rumah sakit ke-4 juga akhirnya nemu lumayan sreg sama dokter Meutia Ria di RS Hermina Serpong. Pertimbangannya antara lain:

  • Jarak dari rumah ke RS ga terlalu jauh, udah ada 2 krucil dirumah rasanya kalo terlalu jauh malah kitanya nanti yang rempong, terutama suami, bakal bolak baliknya jauh ngurusin istri dan anak-anaknya 😀
  • Dokter wanita, dulu sih jaman kakak-kakaknya dokter laki-laki semua, tetapi dengan pertimbangan syariat akhirnya milih dokter perempuan saja demi kenyamanan bersama, semoga dimudahkan sama Allah prosesnya yaa.. Aamiiiin *usap muka 2R*
  • Biaya, tentu saja biaya juga jadi pertimbangan utama. Since Bapake adalah seorang abdi negara, mau ngambil BPJS kok ya rasanya ikutan ngeri-ngeri sedap baca berbagai pengalaman yang beredar, walaupun harus diakui juga bahwa BPJS banyak membantu orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan, tetapi dengan berbagai pertimbangan akhirnya kita mau ikhtiar biaya sendiri saja. Bismillah..

Gimana R1 dan R2 menghadapi kehamilan mamanya ini? Alhamdulillah ya karena emaknya sudah makin dewasa *tsaaahhh*, tidak ada hambatan berarti dari mereka menyambut kehadiran adiknya ini. Yang paling excited malah si R2, dia sering kali menunjukkan perhatiannya pada adeknya. Sering ngajak ngomong, elus-elus perut, mijitin mamanya, ngambilin minum.. wiiih pokoknya so swiiiittt banget lah mereka itu. ALhamdulillah ya Allah.. ngga bisa berhenti bersyukur atas karuniaMU. Semoga saja sampai lairan nanti lancar-lancar saja relasi anak-anak dengan emaknya setelah ada anggota baru dalam hidup mereka, doain ya temans..

Sekarang sih rasanya perut berasa begaaaahh, udara kayaknya panaaass terus, ga bisa jauh-jauh dari AC, hiks.. yatapi memang begitu kan yaa default ibu-ibu hamil tua 😀 jadinya dinikmati saja. Tipsnya sih, jangan sering-sering nganggur bengong gak ngapa-ngapain, yang ada malah bete sureteeee heheheee… Kalo bingung mau ngapain ya coba ambil Quran trus ngaji, syukur-syukur bisa ngapalin misal 1 ayat 1 hari. Pengennya sih begituuu.. tapi ternyata, rencana ga seindah kenyataan, hiks…

Sekian dulu yah.. doakan persalinanku nanti lancar, bisa lairan normal, si debay sehat tak kurang suatu apapun, ibunya cepet pulihnya.. Aamiiiin

Salah satu foto dengan perut yang dah mayan gede, pas praktek decoupage sama ibu-ibu MJ tercinta 🙂20151124_130128

A Note From My 35th Birthday

Rasanya sayang banget kalo gak ditulis cerita ini, terlalu sayang untuk dilupakan, sayanggg banget pokokna..

Jadi ceritanya di suatu pagi tanggal 8 Desember 2015, pulang sholat Subuh anak-anak ngucapin ultah buat Mamanya ini. Senang dooonggg pastinya dapet perhatian dari buah hati anda *halah* :D. Trus trus, tiba-tiba R2 bilang “Mama aku mau kasih kado buat Mama”, katanya. “Mau ngasih apa sayang?”, jawabku. “Aku mau kasih buku sama pulpen buat Mama”, jawabnya lagi. Naluri emak isengku muncul, “Boleh, adek punya uang buat beli?”. “Punya Mah, bentar aku ambil”, jawab pertanyaanku sambil buka dompetnya yang isinya recehan :D. Si R2 akhirnya bantuin ngitung uangnya, “cuma 3200 dek, emang cukup?”. R2 kembali nanya “Mah 3200 cukup gak untuk beli buku dan pulpen?”. “Hmmm kayaknya ngga cukup dek, coba tanya Papa gimana supaya cukup”, jawabku.

R2 berlari ke Papanya yang lagi tiduran di kamar anak-anak. Entah percakapan apa yang terjadi tapi akhirnya R1 dan R2 sepakat nanti pulang sekolah mampir ke toko MORIC buat beli kado :D.

Jam 6.30 pagi saatnya berangkat sekolah, si R2 nanya lagi ke masnya “Mas gimana dong uangnya cuma 3200?”. “Hmmm yaudah dek nanti Mas tambahin aja deh Mas punya uang kok”, jawab Masnya.

Aku memang membiarkan mereka diskusi sendiri tanpa ikut campur, sekedar pengen melihat gimana sih usaha mereka untuk memecahkan sebuah persoalan. Persoalan BELI KADO UNTUK MAMA! Hahahahaaa.. sungguh sebuah persoalan yah ibu ibuuuu.. #sambil ngelap air mata bahagia*

Singkat cerita, siang ketika daku jemput anak-anak, diriku mencoba diam saja ngga ingatin apa-apa, tiba-tiba R1 mengingatkan untuk ke toko MORIC dulu *yeayyy*. Jadilah belok kesana dulu sebelum pulang. Sesampainya disana R1 dan R2 turun dan melarang Mamanya untuk ikut turun, “pokoknya Mama ga boleh tau kita beli apa, mama di mobil aja!”. Oke deeeee…

Mama menunggu dengan sabar *yaeyalaaahhh* sambil membayangkan apa yang bakal mereka beli. Cukup lama juga mereka gak keluar-keluar dari toko sampai aku khawatir jangan-jangan mereka kesulitan. Karena ngga tahan akhirnya keluar mobil dan ngintip dari luar toko, ternyata mereka lagi di kasir! Hehehe. Hihhh ternyata Mama under estimate, they were okay Ma!! Daku buru-buru masuk mobil lagih. Sampai di mobil, gak lama mereka masuk sambil senyum-senyum dan ngekepin kantong plastik, kuatir Mamanya ngintip isinya apa, hahahaa..

Sampai rumah, karena belum ada makanan jadilah aku masak dulu, while mereka kasak kusuk di kamar bungkus kado ceunah! Acara masak selesai, dengan mata berbinar-binar, wajah ceria-ceria, mereka memberiku sebuah bungkusan bersampul coklat, berpita pink, sambil ngucapin “Met ulang tahun ya Maaaa” huhuhuhu asliii aku meleleeeeehhhhhh.. hikshiks..

Dan inilah kado mereka buatku :’)

They gave me:

  • a brown agenda
  • 2 pens
  • 1 tip ex

Terima kasih yaa sayangkuuu :*, Mama love you all

 

Catatan menjelang 34

SInce my other blog has been viewed by my sons, I decided to dedicate that blog to them and let them fulfill the blog with their writing. Finally…. akhirnyaaaa… cita-citanya dulu memang blognya bisa dibaca anak-anak dan mereka bisa meneruskannya someday. But the day came earlier than I thought! :)). Padahal tulisan terakhir juga tahun lalu! sok-sok an udah rajin nulis aja. Blog ini apalagi, tulisan terakhir 2012! omg kemana ajaaaaaa… *nyengirlebaaaar*

Jadi jadiiiii….. lho kok lho kok… iyaaahh!! besok umur saya 34tahun! Ya ampuuuun udah tuak ya aku *sambil oles anti aging ke muka*, ya yaaaa belum tua tua amat sih dibanding situ! xixixi pede aja yg baca umurnya pada lebih tua! hehe.

Trus mau apa kalo umur udah 34?

Sejujurnyaaa.. banyak banget yang ada di kepala. Seperti kata Bu Nurul guru ngaji tahsin, di otak emak-emak ato ibu-ibu itu banyak bangeeet yang dipikirin! Jadi kalo bingung dan jadinya ngalor ngidul bahasannya mah ya dimaklumin lah yaaa.

Jadi ibu udah 8.5tahun lamanya, si Mas udah kelas 3, si Adek TK B. Dulu mah ngiranya kalo anak udah gede-gede kerjaan makin ringan, katanyaaaaaa. Eh tapi ternyata yaaa, itu cuma berita HOAX *sigh*. Justru yaa yang dipikirin makin banyak, ya sekolahnya, ya pergaulannya, maintain relasi, dan lain-lain… ehhmmm kok cuma 3 ya, tapi dari 3 itu sub bab nya banyak loh! xixixi pembenaran.

Trus trus, bisnisnya gimanaaaa?? ewww kayaknya ditulis di sub bagian lain aja deehh biar fokus.

Trus trus mau crita apa lagiiii??

Tuh kan bingung dasar ibu-ibu!

Lanjut besok aja lah,. Ya kalok sempet, kalo nggak males :p

Ok then, besok umur saya udah 34th ajah!

😀

Wedding souvenir (1st project)

Salah seorang pelanggan Toko Ultah memesan handuk ini untuk souvenir akad nikah adiknya yang jatuh di bulan Juli 2012. Requestnya gak neko-neko, handuk sport ukuran 35×70 cm diwrapping dengan tabung mika.

Ini diaaa hasil bordirannya

Image

 

Sempet bingung mau dihias pakai apa, masak pakai pita tarik iih kayaknya kurang elegan deh.. Berhubung bordirannya aja udah kelihatan ‘cantik’ jadi saya tambahin aplikasi bunga merah kecil dan pita kain warna emas seperti ini…

Image

Bunga aplikasi nemu di pusat grosir daerah Kota, ternyata yaaa disana surgaaaa aplikasi! Sejak hunting aplikasi-aplikasi ini jadi bertekad pengen bikin kreasi lain biar gak monoton dan bosen ngurusin souvenir yang kayaknya modelnya itu-itu aja hehe..

Daaaan,…. beginilah hasilnya setelah diwrapping dan siap kirim

Image

Buat Mbak Nila dan Mas Irwan, Selamat Menempuh Hidup Baru yaaaaa….

 

Ibu dirumah = direktur

Udah lama bangeeet yaaa saya ga update blog, untuuuuunggg ni blog ga lumutan, atau karatan, atau dimakan rayap, hehehe.

Crita yang ringan-ringan aja yaah….

Ada seorang psikolog yang saya kenal mengatakan: seorang Ibu rumah tangga itu kapasitasnya melebihi seorang direktur sebuah perusahaan besar, bukan staff, manager, apalagi pelaksana.CATAT yaa!! D I R E K T U R ! ! !

Keren kan?

Hahahaa jangan bangga dulu, direktur itu harus mampu menjadi pelindung buat karyawan-karyawannya, harus mampu membuat keputusan strategis dalam waktu yang singkat, harus bisa mengatur gimana supaya biduk kapal perusahaan bisa berjalan tegak, dan semuaaaa pekerjaan pimpinan. Berat yaaaa… ya emang!! Siapa bilang jadi orang tua itu gampang hehe..

Ungkapan itu saya pikir ada benarnya juga, dan rasanya memang begitu. Seorang direktur harus bisa membawa perusahaan dalam kondisi untung, kalo Ibu RT aka orang tua? Harus bisa menyiapkan anak-anaknya bisa berjalan sendiri, membekali mereka dengan ilmu hingga mereka bisa survive tanpa membuat repot orang lain, membuat mereka mampu berjuang menghadapi kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi nanti, karena apa? Gak selamanya kita akan mendampingi mereka terus kan? *mulai ngembeng*

Mudahkah? Relatif..

Kalau si ortu mau belajar dan mau memahami anak dan mau jadi sarana belajar si anak, akan mudah mengelola si anak. Jika ortu cuma berfikir “aku tau apa yang terbaik untuk anakku” tanpa melihat si anak sebagai seorang individu utuh,yang punya kemauan, pikiran, emosi yang identik, tentu tujuan itu tidak akan tercapai.

Jadi kuncinya apa sih? Ajak mereka berpikir, ajak mereka bersepakat, ajak mereka belajar kecewa, ikuti tahapan anak dan sesuaikan perlakuan kita terhadap tahapan perkembangan anak.

Duuuh tulisan saya awang-awang banget yaa hehe..

Yang bingung, silakan tinggalkan email anda deh, supaya bisa saya japri eehehehe..